ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DI SUB DAS BANYU IRANG DAS MALUKA
Abstract
The purpose of this study was to analyze the level of land criticality in the Banyu Irang Sub-watershed in the Maluka Watershed and determine the direction of forest and land rehabilitation based on the level of land criticality in the Banyu Irang Watershed in the Maluka Watershed. The method used is purposive sampling with observation points determined through the overlay of land cover maps, slope maps and soil type maps. Critical Land Analysis in the area of agricultural forest cultivation using productivity factors, slope factors, erosion factors or TBE (Erosion Hazard Levels) and management factors. The results on forest land cover are critical level of critical land, shrub land critical level critical to very critical, reeds critical land level critical and plantation level critical land critical potential to somewhat critical
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Banyu Irang DAS Maluka dan menentukan arahan rehabilitasi hutan dan lahan berdasarkan tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Banyu Irang DAS Maluka. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan titik pengamatan yang ditetapkan melalui hasil overlay peta penutupan lahan, peta kelerengan dan peta jenis tanah. Analisis Lahan Kritis pada kawasan hutan budidaya pertanian menggunakan faktor produktivitas, faktor kemiringan lereng, faktor erosi atau TBE (Tingkat Bahaya Erosi) dan faktor manajemen. Hasil pada penutupan lahan hutan tingkat kekritisan lahannya agak kritis, semak belukar tingkat kekritisan lahannya kritis sampai sangat kritis, alang-alang tingkat kekritisan lahannya kritis dan perkebunan tingkat kekritisan lahannya potensial kritis sampai agak kritis
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Balai Pengelolaan DAS-HL Barito Tahun 2013 Updating Data Spasial LahanKritis Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DAS. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito Departemen Kehutanan, Banjarbaru.
Departemen Kehutanan R.I 2009. Peraturan Menteri Kehutanan RI No: P.32/Menhut-II/2009 Tentang Tatacara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai. Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Jakarta.
Wehrmann, B. 2011. Land Use Planning: Concept, Tools and Applications.Land Policy and Management on behalf of Federal Ministry of Economic Cooperation and Development. GIZ Eschborn. G ermany
Barus, B. G.K. sasmita. S.Tarigan & O, Rusdiana. (2011). Laporan Akhir Penyusunan Kriteria Lahan Kritis. Pusat Pengkajian Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tejoyuwono N., Rachman Sutanto, 1999, Kebutuhan Riset, Inventarisasi dan Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Tanah di Indonesia, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi – Dewan Riset Nasional, Jakarta.
Wischmeimer, W.H. dan D.D Smith, 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses. A Guite To Conservation Planning, US Departement of Agriculture Handbook No. 537, USDA, Washington, D.C.
Kementrian Kehutanan RI. 2009 Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 328/Menhut-II/2009, tentang 108 DAS di Indonesia yang di Prioritaskan Penanganannya. Jakarta.
Kementerian Kehutanan RI.2013. Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial. Nomor: P.4/V-SET/2013 tentang PetunjukTeknisPenyusunan Data Spasial Lahan Kritis. Jakarta.
Kadir, S.2015. Penutupan lahan Untuk Pengendalian Tingkat Kekritisan DAS Satui Provinsi Kalimantan Selatan.Jurnal Hutan Tropid 3(2): 145-152.
Ruslan, M. 1992. Sistem Hidrologi Hutan Lindung DAS Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Disertasi Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor.
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v4i4.3936
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.