PENGARUH KOMPOSISI LIMBAH SERBUK KAYU FLAMBOYAN (Delonix regia) DAN KAYU TREMBESI (Samanea saman) TERHADAP KARAKTERISTIK BIOPELET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
Abstract
The study aims to analyze influence the composition of waste wood powder flamboyant and trembesi wood on the characteristics of biopellet as an alternative fuel. The parameters tested are based on ASTM D 5142-02. Biopellet quality results obtained, compared with Indonesian standards (Indonesian National Standards-SNI), Germany (Deuctsches Institut fur Normug-DIN), France (Institute of Technique Europe do. Bois Energie-ITEBE), Austria (ON Osterreichisches Normungsinstitut-ONORM, United States (Pellet Fuel Institute-PFI). The results of research from waste wood powder flamboyant and trembesi wood showed an average moisture content 6.8900-11.22020%, density 0,6406-0,7767 g/cm3, ash content 0,5000-1,1300%, volatile matter 64,0700-88,9900%, fixed carbon 3,8300-26,707%, and calorific value 4.350.83-4.431,47 cal/g. Moisture content, fixed carbon, ash content and calorific value has fulfilled the requirement of Indonesia, Germany, France, Austria and America, while the density and volatile matter fulfilled the requirement of Indonesian standards only. The best quality biopellets fulfilled the requirement all criteria of the Indonesian standard (Indonesian National Standard-SNI) found in treatment A1 (waste wood powder 100% flamboyant + 0% trembesi). The results of analysis of variance and further tests showed that the treatment of flamboyant and trembesi waste wood powder composition very significant affect the density, ash content, volatile substances, and fix carbon, and significant affect the moisture content, but had no significant affect the calorific value
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh komposisi serbuk kayu flamboyan dan kayu trembesi terhadap karakteristik biopelet sebagai bahan bakar alternatif. Parameter yang diuji berdasarkan ASTM D 5142-02. Hasil kualitas biopelet yang didapat, dibandingkan dengan standar negara Indonesia (Standar Nasional Indonesia- SNI), Jerman (Deuctsches Institut fur Normug- DIN), Prancis (Intitut Technique Eropeen do. Bois Energie- ITEBE), Austria (ON Osterreichisches Normungsinstitut- ONORM), Amerika (Pellet Fuel Institute- PFI). Hasil penelitian dari limbah serbuk kayu flamboyan dan kayu trembesi menunjukkan nilai rata-rata kadar air 6,8900– 11,2220%, kerapatan 0,6406- 0,7767 g/cm3, kadar abu 0,5000- 1,1300%, zat terbang 64,0700- 88,9900%, karbon terikat 3,8300- 26,707%, dan nilai kalor 4.350,83-4.431,47 kal/g. Kadar air, karbon terikat, kadar abu dan nilai kalor memenuhi standar Indonesia, Jerman, Prancis, Austriadan Amerika, sedangkan untuk kerapatan dan zat terbang hanya memenuhi standar Indonesia. Kualitas pellet kayu terbaik memenuhi semua kriteria standar negara Indonesia (Standar Nasional Indonesia- SNI) terdapat pada perlakuan A1 (serbuk kayu flamboyan 100% + serbuk kayu trembesi 0%). Analisis sidik ragam dan uji lanjutan dari perlakuan perbedaan komposisi serbuk kayu flamboyan dan kayu trembesi sangat berpengaruh nyata terhadap kerapatan, kadar abu, zat terbang, dan karbon terikat, serta berpengaruh nyata pada kadar air, namun tidak berpengaruh nyata pada nilai kalor
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adapa, P. K., Tabil, L. G., & Schoenau, G. J. (2009). Compression Characteristics Of Selected Ground Agricultural Biomass. Agricultural Engineering International: CIGR Journal.
Ali, A., & Restuhadi, F. 2010. Optimasi pembuatan biopellet dari bungkil Picung (pangium edule Reinw) dengan penambahan solar dan perekat tapioka. Sagu, 9(1): 1-7.
Basu, P. 2010. Biomass gasification and pyrolisis, practical design and theory. (US): Academic Press.
Dewan Energi Nasional. 2019. Outlook Energi Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jendral.
Hanun F. 2014. Nilai Kalor Kayu Yang Memiliki Kerapatan dan Kadar Lignin Berbeda. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hendra, D. 2012. Rekayasa pembuatan mesin pellet kayu dan pengujian hasilnya. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 30(2):144-154.
Hendra, D., dan Darmawan, S. 2002. Pembuatan briket arang dari serbuk gergajian dengan penambahan tempurung kelapa. Buletin Penleitian Hasil Hutan, 18:1-9.
Liliana, W. 2012. Peningkatan Kualitas Biopelet Bungkil Jarak Pagar Sebagai Bahan Bakar Melalui Teknik Karbonisasi. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Maharjoeno, E. 2005. Energi Alternatif Penggenti BBM: Potensi Limbah Biomassa Sawit Sebagai Sebagai Sumber Energi Terbarukan. Jakarta: Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
Nasir, A. 2015. Karakteristik Wood Pellet Campuran Cangkang Sawit dan Kayu Bakau (Rhizophora spp.). [Skipsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Nurwigha, R. 2012. Pembuatan Biopelet Dari Cangkang Kelapa Sawit dengan Penambahan Arang Cangkang Sawit dan Serabut Sawit Sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Onu, F., Sudarja, M. B. N. Rahman. 2010. Pengukuran Nilai Kalor Bahan Bakar Briket Arang Kombinasi Cangkang Pala (Myristica fragan Houtt) dan Limbah Sawit (Elaesis guenensis). Seminar Nasional Teknik Mesin. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 104-115
Pane, J.P, Junary. P., dan Herlina N. 2015. Pengaruh Konsentrasi Perekat Tepung Tapioka dan Penambahan Kapur dalam Pembuatan Briket Arang Berbahan Baku Pelepah Aren (Arenga pinnata). Jurnal Teknik Kimia USU 4(2) Juni 2015. Medan: Unversitas Sumatera Utara.
Rahman. 2011. Uji Keragaan Biopellet dari Biomassa Limbah Sekam Padi (Oryza sativa sp.) sebagai Bahan Bakar Alternatif Terbarukan. [Skipsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rusdianto, A.S., Choiron, M & Novijanto N. 2014. Karakterisasi Limbah Industri Tape Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biopellet. Jurnal Industrialisasi, 1(3):27-32.
Rizqiani, K.D. 2015.Pengujian Mekanis Kayu: Pembebanan Pada Dua Titik Tumpu Pada Kayu Flamboyan (Delonix regia (Boj. Ex Hook.) Raf. Dalam: A. Hidayat et al. (Eds.), Prosiding Seminar Hasil Penelitian “Peluang dan Tantangan Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Di Riau”. Pekanbaru: Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan – Kuok.h 109-116.
Seng, OD. 1990. Pengumuman No. 13: Berat Jenis dari Jenis-jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya Kayu untuk Keperluan Praktek. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor
Windarwati. 2011. Uji Kinerja Rotary Dryer berdasarkan Efisiensi Ternal Pengeringan Serbuk Kayu untuk Pembuatan Biopelet. Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol.21
Yoyon, S., Bambang., Herwindo, dan Ja’far. 2011. Pembuatan Arang Briket dari Serbuk Gergaji dengan Proses Pengepresan. Pontianak: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kalimantan Barat
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v4i4.3948
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.