ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI DI DAS MALUKA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Abstract
Analysis of Erosion Hazard Levels using Geospatial Information Systems in a watershed needs to be known so that it does not become dangerous, especially in the Maluka watershed. This study aims to determine the level of erosion hazard in the Maluka watershed using the USLE (equationUniversal Soil Loss Equation), calculate the rate of erosion and determine the level of erosion hazard using Geographic Information System (GIS). The calculation of the erosion rate in this study ranged from 36.83 tons/ha/year to 3,339.71 tons/ha/year. The type of soil with the highest erosion rate is alluvial type with Open Land Cover (OLC) on steep slopes of 3,339.71 tons/ha/year. While the type of soil with the lowest erosion rate is the type of red yellow pedsolic with Plantation Land Cover (PLC) on flat slopes of 36.83 tons/ha/year. The Erosion Hazard Level (EHL) of the Maluka watershed in this study was grouped into low, medium to high. The level of Erosion Hazard on the low criteria has an area of 3,370.44 ha, on the medium criteria it has an area of 402.92 ha, and on the high criteria it has an area of 6.00 ha. From the observed land units, it was found that EHL in the Maluka watershed was dominated by low criteria, namely plantation land cover. Meanwhile, with high EHL criteria, the total area is low, namely in open land cover.
Analisa Tingkat Bahaya Erosi menggunakan Sistem Informasi Geospasial dalam suatu DAS perlu diketahui agar tidak menjadi membahayakan, khususnya di DAS Maluka. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat bahaya erosi di DAS Maluka menggunakan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation), menghitung besarnya laju erosi serta menentukan tingkat bahaya erosi menggunakan Sisten Informasi Geografis (SIG). Perhitungan nilai laju erosi pada penelitian ini berkisar antara 36,83 ton/ha/thn sampai dengan 3.339,71 ton/ha/thn. Jenis tanah dengan nilai laju erosi terbesar ialah jenis alluvial dengan penutupan lahan terbuka (LTK) pada kelerengan curam yaitu sebesar 3.339,71 ton/ha/thn. Sedangkan jenis tanah dengan nilai laju erosi terendah ialah jenis tanah pedsolik merah kuning dengan penutupan lahan perkebunan (PKB) pada kelerengan datar yaitu sebesar 36,83 ton/ha/thn. Nilai Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dari DAS Maluka pada penelitian ini dikelompokkan menjadi rendah, sedang hingga tinggi. Tingkat Bahaya Erosi pada kriteria rendah mempunyai luasan 3.370,44 ha, pada kriteria sedang mempunyai luasan 402,92 ha, dan pada kriteria tinggi mempunyai luasan 6,00 ha. Dari satuan lahan yang diamati, didapatkan hasil bahwa TBE di DAS Maluka didominasi oleh kriteria rendah yaitu pada penutupan lahan perkebunan. Sedangkan, pada kriteria TBE tinggi, total luasannya rendah yaitu pada penutupan lahan terbuka
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: UPT Produksi Media Informasi Lembaga Sumberdaya, IPB Bogor Press.
Asdak C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press
Giyanti F, D,,Riduan R,,& Aprilliantari R, 2014, Identifikasi Tingkat Bahaya Erosi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Riam Kanan. Jurnal Purifikasi, 14:1-10,
Hardjowigeno, S. & Widiatmika. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Indriati, N. 2012. Indeks dan Tingkat Bahaya Erosi Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Suka Bumi. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kadir, S. 2014. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Untuk Pengendalian Banjir di Catcmen Area Jaing Sub DAS Negara Provinsi Kalimantan Selatan. [Disertasi] Malang: Program Doktor Ilmu Pertanian Minat Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Kadir, S. 2015. Penutupan Lahan Untuk Pengendalian Tingkat Kekritisan DAS Satui Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Hutan Tropis 3(2): 145-152.
Kementerian Kehutanan RI, 2009, Peraturan Menteri Kehutanan RI No: P,39/Menhut-II/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.
Kias, M.F., Ramlan, Zainuddin, R. 2016. Prediksi Erosi Tanah di DAS (Daerah Aliran Sungai) Paneki Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Agrotekbis, 4 (6): 667-664.
Kironoto, B,A. 2003. Hidraulika Transpor Sedimen. Yogyakarta: PPS-Teknik Sipil.
Komaruddin, N, 2008. Penilaian Tingkat Bahaya Erosi di Sub Daerah Aliran Sungai Cileungsi. Bogor. Jurnal Agrikultura, 19 (2): 173-178
Pasaribu, PHP, Rauf, A, & Slamet, B. 2012. Kajian Tingkat Bahaya Erosi untuk Arahan Konservasi Tanah pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Jurnal Geografi. 10(1): 51-62.
Rusman, B. 1999. Konservasi Tanah dan Air. Padang: Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Rusnam., Ekaputra E. G., & Sitanggang E. M. 2013. Analisis Spasial Besaran Tingkat Bahaya Erosi Pada Tiap Satuan Lahan di Sub DAS Batang Kandis. Fakultas Teknologi Pertanian, Padang. Jurnal Dampak 10 (2): 149 – 167.
Sutrisna, N., Sitorus, S.R.P., & Subagyono, K. 2010. Tingkat Kerusakan Tanah diHulu Sub DAS Cikapundung Kawasan Bandung Utara. Jurnal Tanah dan Iklim No.32:71-82
Tunas, I.G. 2005. Prediksi Erosi Lahan DAS Bengkulu Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Jurnal SMARTek, 3 (3):137-145.
Zhao, Y., Zhang, K., Fu, Y., & Zhang, H. 2012. Examining Land-Use/Land-Cover Change in the Lake Dianchi Watershed of the YunnanGuizhou Plateau of Southwest China with remote sensing and GIS techniques: 1974– 2008. International Journal of environmental research and public health. 9 (11): 3843–65.
DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i2.5360
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.