KINERJA PENYULUH KEHUTANAN DI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH) TANAH LAUT

Astri Belinda Nur Asrifa, Asysyifa Asysyifa, Hafizianor Hafizianor

Abstract


The aims of this research was to analyze the level of foresty intructor performance in KPH Tanah Laut and to analyze the factors that affect the level of foresty intructor performance in KPH Tanah Laut. The research method used is saturation sampling method. Saturation sampling method is the sampling method with entire population. The data was collected by interview and distributing questionnaires as primary data and secondary data of information from journals, report or data from related intitute. The result showed that the performence of forestry intructor in KPH Tanah Laut based on an assessment of 7 criteria (Employee Administration, The Condition of Working Area, The Planning, The Forestry Conseling Activity, Result and Impact of the Forestry Conseling Activity, Monitoring, Evaluation and Reporting, and Development Activities of the Supporting Profession) overall got a “good” level of performance with score of 60,45. Meanwhile, for each respondent such as respondent 1, the performance level was "enough" with a score of 57.88, respondent 2 received a "good" performance level with a score of 67.24 and respondent 3 received a performance level "enough” with a value of 56.24. The factors that influence the level of performance of the forestry instructor in the Tanah Laut KPH are age, education and competence, motivation and independence, and the scope of the forestry instructor's work areaPenelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kinerja penyuluh kehutanan di KPH Tanah Laut dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kinerja penyuluh kehutanan di KPH Tanah Laut. Metode penelitian menggunakan metode sampling jenuh. Metode sampling jenuh adalah metode pengambilan sampel dengan seluruh populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pembagian kuesoner sebagai data primer dan data sekunder berupa informasi dari jurnal, laporan, atau data dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan kinerja penyuluh kehutanan di KPH Tanah Laut berdasarkan penilaian dari 7 kriteria (Administrasi Kepegawaian, Kondisi Wilayah Kerja/Binaan, Perencanaan, Kegiatan Penyuluhan, Hasil dan Dampak Kegiatan Penyuluhan, Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan, dan Kegiatan  Pengembangan Profesi Penunjang) secara keseluruhan mendapat tingkat kinerja “bagus” dengan nilai 60,45. Sedangkan untuk masing-masing responden seperti responden 1 mendapat tingkat kinerja “cukup” dengan nilai 57,88, responden 2 mendapat tingkat kinerja “bagus” dengan nilai 67,24 dan responden 3 mendapat tingkat kinerja “cukup” dengan nilai 56,24. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja penyuluh kehutanan di KPH Tanah Laut yaitu usia, pendidikan dan kompetensi, motivasi dan kemandirian, serta cangkupan wilayah kerja penyuluh kehutanan.

Keywords


Kinerja; Penyuluh Kehutanan; Penyuluhan

Full Text:

PDF

References


Azmy A. 2015. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Untuk Mencapai Career Ready Professional di Universitas Tanri Abeng. Binus Busines Review. 6(2): 220–232.

Firmansyah, Amanah, S., & Sadono, D. 2015. Motivasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Penyuluh Kehutanan di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. 11(1), 11–22.

Hardianto, D., Sufyadi, D., & Suharjadinata. 2020. Hubungan Antara Kinerja Penyuluh Kehutanan Dengan Partisipasi Petani Dalam Pengelolaan Hutan Rakyat. Agribusiness System Scientific Journal, 1(1), 1–8.

Indonesia, Undang Undang Republik. 2006. Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Indraningsih, K. S., Sugihen, B. G., Tjitropranoto, P., Asngari, P. S., & Wijayanto, H. 2010. Kinerja Penyuluh dari Perspektif Petani dan Eksistensi Penyuluh Swadaya sebagai Pendamping Penyuluh Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian, 8, 303–321.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2016 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Lomba dan Pemberian Presiasi Wana Lestari. Berita Negara Republik Indonesia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Laporan Kinerja (LKj) Pusat Penyuluhan. Pusat Penyuluhan Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.

Lantang, R., Kinerja, J., Selaku, L., Anggota, K. S., Ketrampilan, P., Kerja, E., & Penyuluh, J. 2014. Kinerja Penyuluh Pertanian Di Wilayah Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Kepulauan Sangihe. Cocos, 4(4).

Mamahit, R. 2013. Tingkat Pendidikan, Pelatihan dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(4).

Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2015. Kriteria Penetapan Wilayah Kerja Penyuluh Kehutanan (WKPK). Jakarta.

Nadiro, H. 2014. Pengaruh etos kerja Islam terhadap kualitas kerja karyawan melalui kinerja: Studi pada Kantor Badan Narkotika Nasional Kota Malang. Journal of Chemical Information and Modeling, 59.

Rahmani, S. D., Rachman, I., & Alam, A. S. 2018. Respon Masyarakat Terhadap Kegiatan Penyuluhan Kehutanan Di Desa Sibalaya Utara Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. ForestSains, 16(1), 43-48.

Rishamsyah, R. 2013. Standarisasi Sarana Dan Prasarana Untuk Pengembangan Tenaga Fungsional Penyuluh Kehutanan. Civil Service Journal, 7(1 Juni).

Wodon, F. I., Muin, S., & Iskandar, A. M. 2013. Peran Serta Masyarakat Desa Hutan Dalam Mendukung Kegiatan Penyuluhankehutanan Di Desa Tunggul Boyok. Jurnal Hutan Lestari, 1(2).




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i5.6689

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.