STUDI PERKECAMBAHAN JATI PUTIH (Gmelina arborea Roxb.) DENGAN BERBAGAI MACAM PERLAKUAN DI PERSEMAIAN FAKULTAS KEHUTANAN

Risa Atika Dewi, Yusanto Nugroho, Hafizianor Hafizianor

Abstract


Jati Putih seeds are known as hard-skinned seeds so they are difficult to germinate. Germination of some hard-shelled seeds has a very low germination percentage of 30-40%. The method used in this study was a completely randomized design for 3 treatments, fruit ripeness treatment using unscarified fruit, seed integrity treatment and germination media treatment with a mixture of husks and soil using scarified seeds and using a factorial Completely Randomized Design with 2 factors, namely soaking. hot water and fruit ripeness factor using scarified seeds. The results showed that the percentage of germination showed that the seeds were scarified by hot water soaking and fruit ripeness without soaking in hot water was 56.5% rotten seeds, 41.5% yellow seeds and 30% green seeds, 2% hot water soaked rotten seeds, yellow seeds 1, 6% and green beans 2%. Treatment Whole seeds 27% whole seeds, 18% hollow seeds and 14% deep hollow seeds. The treatment of germination media was husk and soil of 12% rotten seeds, 27% yellow seeds and 37% green seeds. Percentage of fruit germination that was not scarified by treatment of ripe fruit rot I 6%, second repetition 0.2%, III repetition 0.6% and IV 2%, yellow fruit I 4.6%, II 2.2% , 3% test III and 20.4% IV test. green fruit test I 5.8%, test II 3%, test III 6.4% and IV 54.2%. Optimum germination occurred in scarified seeds rather than unscarified seeds. Saccharified seeds germinated faster, starting from 5 days, compared to non-scarified seeds, which took longer, namely 38 days to germinate.

Benih Jati Putih dikenal sebagai benih berkulit keras sehingga sulit berkecambah. Perkecambahan beberapa benih berkulit keras memiliki presentase perkecambahan sangat rendah 30-40%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap untuk 3 perlakuan, perlakuan kematangan buah dengan menggunakan buah yang tidak diskarifikasi, perlakuan keutuhan biji dan perlakuan media perkecambahan campuran sekam dan tanah menggunakan biji yang diskarifikasi dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor yaitu perendaman air panas dan faktor kematangan buah menggunakan biji yang diskarifikasi. Hasil persentase perkecambahan didapatkan biji yang diskarifikasi perlakuan perendaman air panas dan kematangan buah tanpa direndam air panas biji busuk sebesar 56,5%, biji kuning 41,5% dan biji hijau 30%, direndam air panas biji busuk 2 %, biji kuning 1,6% dan biji hijau 2%. Perlakuan Keutuhan biji biji utuh 27%, biji berlubang sedang 18% dan biji berlubang dalam 14%. Perlakuan media perkecambahan sekam dan tanah biji busuk 12%, biji kuning 27% dan biji hijau 37%. Persentase perkecambahan buah yang tidak diskarifikasi perlakuan kematangan buah buah busuk ulangan I 6%, ulangan II 0,2%, ulangan III 0,6 % dan ulangan IV 2%, buah kuning ulangan I 4,6%, ulangan II 2,2%, ulangan III 3% dan ulangan IV 20,4%. buah hijau ulangan I 5,8%, ulangan II 3%, ulangan III 6,4% dan ulangan IV 54,2%. Perkecambahan yang optimum terjadi pada biji yang diskarifikasi daripada biji tanpa diskarifikasi. Biji yang disakarifikasi berkecambah lebih cepat yaitu mulai 5 hari dibandingkan dengan biji yang tidak diskarifikasi membutuhkan waktu lebih lama yakni 38 hari untuk berkecambah


Keywords


Jati putih; perkecambahan; skarifikasi

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v5i6.7134

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.