PENGAWETAN KAYU MERANTI MERAH (Shorea leprosula) DARI MICROORGANISME LAUT PERUSAK KAYU

Adelia Wahyu Tri Utami, Wiwin Tyas Istikowati, Kurdiansyah Kurdiansyah

Abstract


The purpose of this study was to analyze the effect of preservative concentration on wood preservation by using marine borers and wood destroying microorganisms and to analyze the characteristics of damage to Meranti wood by marine borer organisms and wood destroying microorganisms. The benefits obtained from this study are expected to determine the severity of an attack from marine borers and can determine the optimal concentration level to prevent wood borer attacks. The method used is a completely randomized design.The results of the study showed an average absorption of 0.62 kg/m3 – 1.24 kg/m3, the average actual retention value was 0.59 kg/m3 - 1.22 kg/m3, and the theoretical retention value was 0.03 kg. /m3 - 0.18 kg/m3. The weight loss was 11.64% - 50.58% and the attack intensity was 1.61%-39.72%. The preservative used is a mixture of boric acid and borax preservatives. The use of preservatives at this concentration is not recommended, further research is needed. The results of the analysis of variance showed that the different concentrations of treatment were significantly different and the immersion time used was not significantly different in the attack test process against wood destroying microorganisms in the seaTujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh konsentrasi bahan pengawet terhadap pengawetan kayu dengan uji penggerek laut (Marine borers) dan mikroorganisme perusak kayu dan untuk menganalisis karakteristik kerusakan kayu meranti oleh orgenisme penggerek laut dan mikroorganisme perusak kayu. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tingkat keparahan serangan dari penggerek laut dan dapat menentukan tingkat konsentrasi yang optimal untuk mencegah terjadinya penyerangan penggerek kayu. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Hasil dari penelitian menunjukan rata-rata absorsi 0,62 kg/m3 – 1,24 kg/m3, nilai rata-rata retensi actual 0,59 kg/m3 - 1,22 kg/m3, dan nilai retensi teoritis 0,03 kg/m3 - 0,18 kg/m3. Adapun kehilangan berat 11,64% - 50,58% dan intensitas serangan 1,61%-39,72%. Bahan pengawet yang digunakan adalah campuran bahan pengawet asam borat dan boraks. Penggunaan bahan pengawet pada konsentrasi ini tidak disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan. Hasil analisi ragam menunjukan bahwa perlakuan berbeda konsentrasi berbeda nyata dan lama perendaman yang digunakan tidak berbeda nyata dalam proses uji serangan kepada microorganism perusak kayu dilaut.

Keywords


Wood preservation; Wood-destroying micro-organisms attack on the sea; Red Meranti

Full Text:

PDF

References


Aksan MK, Ariyanti, Muthmainnah, Erniwati, Asniati, A Hapid 2021. Keawetan Alami Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus) Terhadap Serangan Marine Borers Di Kabupaten Donggala 9 : 228-229 Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Fakhri, Siregar YI, Sujianto, Suprayogi I 2018. Uji Kekuatan Dan Ketahanan Enam Jenis Kayu Cepat Tumbuh (Fast Growing Species) Terhadap Serangan Biota Laut Sebagai Alternatif Bahan Lambung Kapal. 46-47

Ngatiman 2017. Frekuensi dan intensitas serangan coptotermes sp. Pada tanaman shorea leprosula di pulau laut, Kalimantan selatan. 3: 81-94

Muslich M, G Sumarni 1988. Intensitas Dan Tipe Serangan Penggerek Kayu Di Perairan Pulau Rambut dan Putung Jawa 5: 119-120

Ngatiman 2017. Frekuensi dan Intensitas Serangan Coptotermes sp. Pada Tanaman Shorea Leprosula Di Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa, Samarinda. 3: 85

Sidiyasa, K. 1995. Struktur dan komposisi hutan ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.) di Kalimantan Barat. Wanatrop, 8 (2): 1-11.

Sidiyasa, K. 2011. Sebaran, potensi dan pengelolaan ulin di Indonesia. Prosiding Lokakarya Nasional Status Konservasi dan Formulasi Strategi Konservasi Jenis-Jenis Pohon Yang Terancam Punah (Ulin, Eboni dan Michelia). 21- 35

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006. Pengujian Ketahanan terhadap Penggerek Kayu di Laut: SNI 01-7207.2-2006. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional. 9-11

Effendi, dan Riskan. 2006. Kayu Ulin di Kalimantan: Potensi, Manfaat, Permasalahan dan Kebijakan Yang Diperlukan Untuk Kelestariannya. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 6 (3) : 161-168.

Hunt, G.M, dan Garrat. 1986. Pengawetan Kayu. Terjemahan Jusuf, M. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Akademika Pressindo.

Jones, D.S. 2004. Barnacles (cirripedia: thoracica) of the dampier archipelago Western Australia. Records of the Western Australian Museum Supplement, 66: 121-157.

Muslich M, Sumarni G. 2005. Keawetan 200 jenis kayu Indonesia terhadap penggerek di laut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan (23)3: 163- 176.

Muslich, M. 2006. Keawetan 25 jenis kayu Dipterocarpaceae terhadap penggerek kayu di laut. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 3 (24): 191-200

Dumanauw, J.F. 2001. Mengenal Kayu. Yogyakarta: PIKA - Kanisius.




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v6i4.9986

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.