PENGUKURAN LAJU DAN VOLUME INFILTRASI PADA BERBAGAI KELAS PENUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TABUNIO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Afryanda Eka Bagaskara, Syam'ani Syam'ani, Khairun Nisa

Abstract


Infiltration is the process by which water penetrates the soil, most often through the surface. The Tabunio Watershed is one of the watersheds that plays an essential role in agriculture, plantations, industry, and the domestic interests of Tanah Laut Regency. Infiltration measurements were carried out on several land covers in the Tabunio watershed. This study aimed to calculate the infiltration rate on several different land covers in the Tabunio Watershed and calculate the infiltration volume in the Tabunio Watershed, South Kalimantan Province. Land cover interpreted visually using Sentinel-2 MSI Imagery. Each class of land cover resulting from visual interpretation was measured by infiltration rate and volume in the field using an infiltrometer. Horton's method is used in calculating the infiltration rate and volume. The highest infiltration rate was found in forest land cover with a value of 18.902 mm/hour, including a bit slower infiltration classification, while the lowest infiltration rate was in paddy fields with a value of 1.853 mm/hour. The highest infiltration volume founded in forest land cover with a value of 8.225 mm3 and the lowest infiltration volume was found in paddy fields with a value of 1.149 mm3Infiltrasi adalah proses dimana air menembus tanah sebagian besar melalui permukaan. Daerah Aliran Sungai Tabunio merupakan salah satu DAS yang berperan sangat penting bagi pertanian, perkebunan, industri dan kepentingan domestik di Kabupaten Tanah Laut. Pengukuran infiltrasi dilakukan pada beberapa tutupan lahan yang terdapat pada DAS Tabunio. Tujuan: penelitian ini yaitu: menghitung laju infiltrasi pada beberapa tutupan lahan yang berbeda pada DAS Tabunio dan menghitung besarnya volume infiltrasi DAS Tabunio Provinsi Kalimantan Selatan. Penutupan lahan diinterpretasi secara visual menggunakan Citra Sentinel-2 MSI. Setiap kelas penutupan lahan yang dihasilkan dari interpretasi visual selanjutnya dilakukan pengukuran laju dan volume infiltrasi di lapangan menggunakan infiltrometer.  Metode Horton digunakan dalam perhitungan laju dan volume infiltrasi. Laju infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan dengan nilai 18,902 mm/jam termasuk kriteria infiltrasi agak lambat sedangkan laju infiltrasi terendah pada tutupan lahan sawah dengan nilai 1,853 mm/jam. Volume infiltrasi tertinggi terdapat pada tutupan lahan hutan dengan nilai 8,225 mm3 dan volume infiltrasi terendah terdapat pada tutupan lahan sawah dengan nilai 1,149 mm3

Keywords


Infiltration; Horton method; Tabunio watershed

Full Text:

PDF

References


Agoes, H. F., Irawan, F. A., & Marlianisya, R. 2018. Interpretasi Citra Digital Penginderaan Jauh Untuk Pembuatan Peta Lahan Sawah dan Estimasi Hasil Panen Padi. Jurnal INTEKNA: Informasi Teknik dan Niaga, 18(1), 24-30.

Aidatul, N. 2015. Pemetaan Laju Infiltrasi Menggunakan Metode Horton Di Sub Das Tenggarang Kabupaten Bondowoso.

Arianto, W., Suryadi, E., & Perwitasari, S.D.N. (2021). Analisis Laju Infiltrasi dengan Metode Horton Pada Sub DAS Cikeruh. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 9(1), 8-19.

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Cui, X., Liu, S., & Wei, X. 2012. Impacts of forest changes on hydrology: A case study of large watersheds in the upper reaches of Minjiang River watershed in China. Hydrology and Earth System Sciences, 16(11), 4279-4290.

David, M., Fauzi, M., & Sandhyavitri, A. 2016. Analisis Laju Infiltrasi Pada Tutupan Lahan Perkebunan Dan Hutan Tanam Industri (HTI) Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak (Doctoral dissertation, Riau University).

Dipa, H., Fauzi, M., & Handayani, Y.L. 2021. Analisis Tingkat Laju Infiltrasi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Sail. Jurnal Teknik, 15(1), 18-25.

Hidayah, N., B. Suharto dan Widianto. 2001. Evaluasi Model Infiltrasi Horton dengan Teknik Constant Head Melalui Pendugaan Beberapa Sifat Fisik Tanah pada Berbagai Pengelolaan Lahan. Fakultas Pertanian, Malang: Universitas Brawijaya

Kometa, S. S., and Ebot, M.A.T. 2012. Watershed Degradation in the Bamendjin Area of the North West Region of Cameroon and Its Implication for Development. Journal of Sustainable Development. 5 (9): 75-84.

Munaljid, J.K. 2015. Aplikasi Model Infiltrasi Pada Tanah dengan Model Kostiyacov dan Model Horton Menggunakan Alat Rainfall Simulator. Malang: Unversitas Brawijaya

Nababan, B., & Panjaitan, J. P. 2018. Pemetaan habitat bentik berbasis objek menggunakan citra sentinel-2 di Perairan Pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(2), 381-396.

Prahasta, E. 2002. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Informasi Goegrafis. Bandung: Informatika Bandung.

Saputra, A. E., Ridwan, I., & Nurlina, N. 2019. Analisis Tingkat Resapan Air Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Das Tabunio. Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, 1(1), 149-158.

Sri, S., & Indirwan. (2017). Kajian Laju Infiltrasi Pada Beberapa Tutupan Lahan Di Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Agrifor Volume XVI Nomor 2.

Syarifuddin, K., Badaruddin, B., & Nurlina, N. (2016). Penilaian Karakteristik Das Tabunio Untuk Mewujudkan Kondisi Lahan Produktif Secara Berkelanjutan Di Kabupaten Tanah Laut 2016.

Triatmodjo, B. (2008). Hidrologi Terapan, Cetakan Pertama, Yogyakarta, Beta Offset.

Yunagardasari, C., Paloloang, A. K., & Monde, A. (2017). Model infiltrasi pada berbagai penggunaan lahan di Desa Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Agrotekbis, 5(3), 315–323.




DOI: https://doi.org/10.20527/jss.v6i4.9990

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Creative Commons License

Jurnal Sylva Scienteae is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.