PENINGKATAN LEBAR LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS MELALUI PERAWATAN ORTODONTI MENGGUNAKAN SEKRUP EKSPANSI Studi RSGM Gusti Hasan Aman Banjarmasin
Abstract
ABSTRACT
Background: A screw expansion can be used to expand the arch of fangs toward the transverse and sagital suture, the anterior and posterior dependent type and the deployment of a screw. One advantage the use of screw is used to drive the teeth but the teeth are also used as the retention of equipment. Purpose: This research aimsed to identify the improvement of maxillary dental arch width through orthodontic treatment using expansion screw in RSGM Gusti Hasan Aman Banjarmasin. Methods: This type of research was experimental with pre and post test group design. The subject of this research consist one group who conducted orthodontic treatment using a screw expansion of a rounded tooth on the upper jaw. The sample was a study model of teeth derived from the clinic patients orthodontic as much as 9 people. Result: The result showed that on sample there was an increase on the width of maxillary dental arch with the average of enhancement after interpremolar activation 5x activation 0,92 mm, 10x activation 1,86 mm and intermolar 5x activation 0,99 mm, 10x activation 1,96 mm. Conclusion: Based on this research can be concluded that there was improvement of maxillary dental arch width through orthodontic treatment using expansion screw.
ABSTRAK
Latar Belakang: Sekrup ekspansi dapat digunakan untuk mengekspansi lengkung geligi ke arah transversal maupun sagital, anterior maupun posterior tergantung jenis dan penempatan sekrup. Salah satu keuntungan pemakaian sekrup adalah dapat digunakan untuk menggerakkan gigi tetapi gigi tersebut juga digunakan sebagai retensi peranti. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan lebar lengkung gigi rahang atas melalui perawatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi di RSGM Gusti Hasan Aman Banjarmasin. Metode: Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental dengan pre and post test group design. Subjek penelitian ini terdiri dari satu kelompok yang sedang melakukan perawatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi pada lengkung gigi rahang atas. Sampel penelitian ini adalah model studi gigi yang berasal dari pasien bagian klinik ortodonti berjumlah 9 orang. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel terdapat peningkatan lebar lengkung gigi rahang atas dengan rata-rata peningkatan setelah aktivasi interpremolar 5x aktivasi 0,92 mm, 10x aktivasi 1,86 mm dan intermolar 5x aktivasi 0,99 mm, 10x aktivasi 1,96 mm. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat peningkatan lebar lengkung gigi rahang atas melalui perawatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi.
Full Text:
PDFReferences
Lau PYW, Wong RWK. Risk and complications in orthodontic treatment. Hong Kong Dental Journal 2006 Jun;3(1)
Mokhtar M. Dasar-dasar ortodonti pertumbuhan dan perkembangan kraniodentofasial. Medan: Bina Insani Pustaka; 2002.
Mauna S, Purbiati M, Krisnawati. Angulasi Gigi Pasca Perawatan Ortodonti Dengan Pencabutan Dan Tanpa Pencabutan (Kajian Foto Rontgen Panoramik di Klinik Ortodonti FKG UI). Indonesian Journal of Dentistry 2009; 16 (1): 46-52.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: CV. Dimas Jaya, 2009.
5. William JK. Prinsip dan Praktik Alat-alat Ortodonti Cekat. Jakarta: Kedokteran EGC; 2000.
Rahardjo P. Ortodonti Dasar Edisi 2. AUP; 2012.
Rahardjo P. Peranti Ortodonti Lepasan. AUP; 2009.
Proffit W, Fielsd HW Jr, Sarver M. Contemporary orthodontics. 4th ed. St. Louis: Mosby Inc. 2007: 340, 395-407.
Thakur G, Anil S, Vivek M, H.S. Jaj, and Vishal S. Intercompany Comparison of Prefabricated Arch Forms in Different Malocclusion Groups in Himachali Population. Indian Journal of Dental Sciences. September. 2012; 4(3): 012-016.
Yavuz I and Husamettin O. Changes in the Dental Arches That Occurred in Transition from Mixed dentitions to Permanent Dentitions: A Longitudinal Study. Ataturk Univ. Fak. Derg. Cilt: 16, Sayi: 1, Yil. 2006; 8-13.
Groves MS. A Comparative Analysis of Crowding in Class I and II Malocclusions. Thesis. Saint Louis: Faculty of Saint Louis University; 2010.
Savitri PI. Frekuensi Susunan Gigi Tidak Berjejal dan Berjejal Rahang Bawah pada Bentuk Lengkung Narrow Rahang Bawah: Skripsi. FK Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat; 2014.
Laviana A. Analisis Model Studi, Sumber Informasi Penting Bagi Diagnosis Ortodontik. Bandung: FKG Universitas Padjadjaran; 2009.
Poosti M, Jalali T. Tooth size and arch dimension in uncrowded versus crowded classI maloclussion. The Journal of Contemporary Dental Practice 2007; (8)3: 045-052.
Sulandjari H. Buku Ajar Ortodonsia I KGO I; 2008.
Anbuselvan G.J. and Karthi M. Judicial Use Of Expansion Screws In Removable Appliance For Anterior Crossbite Correction- Case Report. JIADS 2010; (1).
Irwansyah M. Penilaian Tingkat Keberhasilan Perawatan Ortodontik dengan Alat Ortodontik Lepasan Di RSGMP UNHAS Berdasarkan Indeks PAR. Makassar: FKG UNHAS; 2011.
Jazaldi F, Anggani HS, Purbiati M. Susunan Gigi Geligi Hasil Perawatan Ortodonti Berdasarkan Objecttive Grading System- American Board Of Orthodontics, M.I. Kedokteran Gigi 2006.
Budiman J.A, Yashadana, E.D.D, Sadoso S.D, dan Masbirin. Hubungan Rasio Anterior dengan Overjet dan Overbite pada Perawatan Ortodontik. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 1997; (4).
DOI: http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i1.426
DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.20527/dentino.v1i1.426.g349
Article Metrics
Abstract view : 8177 timesPDF - 16242 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Contact Us:
Faculty of Dentistry
Lambung Mangkurat University
Jalan Veteran No. 128 B Banjarmasin, Indonesia
E-mail. [email protected]
Website. fkg.ulm.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.