SEBARAN HOTSPOT TAHUN 2012-2021 DI KALIMANTAN SELATAN
Abstract
Abstrak. Kebakaran hutan dan lahan gambut di negara berkembang selalu menjadi perhatian dunia. Kebakaran yang marak terjadi banyak disebabkan antara kombinasi aktivitas manusia yaitu deforestasi, perubahan tutupan lahan, serta pertambahan penduduk, dan juga efek dari penyimpangan iklim yang meningkatkan kejadian kebakaran hutan dan lahan. Kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan merupakan kejadian yang hampir terjadi setiap tahun pada musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sebaran hotspot di Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2012 hingga 2021. Penelitian dilakukan di 13 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dari studi literatur. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil beberapa informasi mengenai kejadian kebakaran hutan dan lahan secara temporal. Data yang diambil adalah data hotspot dari citra satelit SNPP VIIRS dari Tahun 2012-2021. Temuan dari penelitian adalah Jumlah hotspot dari Tahun 2012-2021 naik turun setiap tahunnya kadang naik kadang turun, penurunan yang terjadi disebabkan banyak faktor seperti faktor cuaca atau curah hujan. Hotspot paling tinggi pada Tahun 2015 karena kebakaran pada Tahun tersebut disebabkan oleh adanya anomali iklim yaitu fenomena El-Nino di Samudera Pasifik yang menyebabkan terjadinya kekeringan di Indonesia, daerah dengan jumlah hotspot tinggi berarti memiliki potensi terjadi kebakaran juga tinggi sehingga daerah tersebut harus memiliki mitigasi yang tepat dan masyarakat yang siaga terhadap bencana.
Kata Kunci: SNPP VIIRS, Hotspot, Kebakaran hutan dan lahan
Full Text:
PDFReferences
Adiningsih, E.S., P.A. Winarso, Z.L. Dupe dan A. Buono. (2005). Improvement of Land and Forest Fire Hazard Mapping Method for Sumatera and Kalimantan Based on Remote Sensing Data. Di dalam: Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) MAPIN XIV. Surabaya 14-15 September 2005. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya. Hal 96- 101.
Adinugroho, W.C., INN. Suryadiputra, B.H. Saharjo dan L. Siboro. (2005). Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor.
Barber, C.V dan Schweithelm, J. 2000. Trial by fire: forest fires and forestry policy in Indonesias era of crisis and reform. World Resources Institute. Washington. 76 hal
Bahri, S. (2002). Kajian Penyebaran Kabut Asap Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah Sumatera Bagian Utara dan Kemungkinan Mengatasinya dengan TMC. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 3(2), 99-104.
Bowen, M.R., Bompard, J.M., Anderson, I.P., Guizol, P., Gouyon, A. 2001. Anthropogenic fires in Indonesia: a view from Sumatra. Dalam Peter, E., Radojevic, M. (Eds.), Forest fires and regional haze in Southeast Asia. Nova Science Publishers, Huntington, New York, pp. 41–66.
Brinkman, A.R. dan A. J. Smith, 1973. Land Evaluation for Rural Purposes. ILRI Publ. No. 17 Wageningen.
Carter, Nick W. (2008). Disaster’s Management, A Disaster’s Manager Handbook, ADB, Philipines.
Cahyono, S. A., Warsito, S. P., Andayani, W., & Darwanto, D. H. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan di indonesia dan implikasi kebijakannya. Jurnal Sylva Lestari, 3(1), 103-112.
Clark, J. and T. Bobble. (2007). Using Remote Sensing to Map and Monitor Fire Damage in Forest Ecosystem. In: Understanding Forest Disturbance and Spatial Pattern: Remote Sensing and GIS Approaches. Wulder MA and Franklin SE (ed). Taylor & Francis. New York. USA.
Fathurrakhman. (2007). Sistem Peringatan Dini. Central Kalimantan Peatlands Project (CKPP). Palangka Raya.
Gellert, P.K. 1998. A brief history and analysis of Indonesia’s forest fire crisis. Southeast Asia Program Publications at Cornell University. Indonesia, vol 65: 63—85.
Harrison, M.E., S.E. Page. dan S.H. Limin. (2009). The global impact of Indonesian forest fires. Biologist. 56 (3):156-163.
Herawati, H dan Santoso, H. 2011. Tropical forest susceptibility to and risk of fire under changing climate: a review of fire nature, policy and institutions in Indonesia. Forest Policy and Economics 13 (2011): 227-233.
Kumalawati, R., Riadi, S., & Febriyan, G. M. S. (2020). Pemanfaatan Data Geospasial dalam Proses Pembelajaran Geografi Pada Kondisi Bencana Covid-19. Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah), 1(1), 20-29.
Kusumasari, Bevaola. (2014). Manajemen Bencana dan Kapabilitas Pemerintah Lokal. Yogyakarta: Gava Media.
Mapilata, E., Gandasasmita, K., & Djajakirana, G. (2013). Analisis daerah rawan kebakaran hutan dan lahan dalam penataan ruang di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Majalah Ilmiah Globe, 15(2).
Meiwanda, G. (2016). Kapabilitas Pemerintah Daerah Provinsi Riau: hambatan dan tantangan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Jurnal ilmu sosial dan ilmu politik, 19(3), 251-263.
Nurkholis, A., Rahma, A. D., Widyaningsih, Y., Maretya, D. A., Wangge, G. A., Widiastuti, A. S., ... & Abdillah, A. (2018). Analisis Temporal Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia Tahun 1997 dan 2015 (Studi Kasus Provinsi Riau).
Page, S.E., F. Siegert, J.O. Rieley, HDV. Boehm, A. Jaya and S. Limin. (2002).The amount of carbon released from peat and forest fires in Indonesia during 1997. Nature. 420:61- 65. Setneg. (2010). Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan. Sekretariat Negara (Setneg). Jakarta.
Qodriyatun, S. N. (2014). Kebijakan penanganan kebakaran hutan dan lahan. Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI. Jakarta.
Sastry, N. 2002. Forest fires, air pollution, and mortality in Southeast Asia. Demography, 39 (1): 1—23.
Solichin, L. Tarigan, P. Kimman, B. Firman, dan R. Bagyono. (2007). Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran. South Sumatra Forest Fire Management Project (SSFFM). Palembang.
Stole, F., Chomitz, K.M., Lambin, E.F., dan Tomich, T.P. 2003. Land use and vegetation fires in Jambi Province, Sumatera, Indonesia. Forest Ecology and Management 179 (2003): 277—292.
Vink, APA. 1975. Landuse Inadvancing Africulture Springer Verlag. New York Helderberg.
Wibowo, K. A. (2019). Manajemen Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Guna Peningkatan Ekonomi Kerakyatan. Jurnal Studi Sosial dan Politik, 3(1), 69-83.
Yenrizal, Y. (2017). Penyebaran Nilai-Nilai Lingkungan di Masyarakat Petani Pedesaan (Studi Etnografi Komunikasi pada Masyarakat Desa Tenam Bungkuk, Semende Darat Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan). Jurnal Studi Sosial dan Politik, 1(2), 179-193.
DOI: https://doi.org/10.20527/jgp.v2i1.4532
Refbacks
- There are currently no refbacks.
JGP (Jurnal Geografika: Geografi Lingkungan Lahan Basah) di Indeks Oleh :